Tempat Wisata Solo
Umbul Pengging, Boyolali
Umbul Pengging terletak di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini merupakan kompleks pemandian peninggalan Kraton Kasunanan Surakarta. Pengging adalah nama kuno untuk suatu wilayah yang sekarang terletak di antara Selo dan Yogya. Wilayah ini sekarang kira-kira mencakup wilayah Boyolali, Klaten, serta mungkin Salatiga. Pusat daerah Pengging diperkirakan terletak di Banyudono, Boyolali.
Sinuwun Pakubuwono X adalah pemrakarsa pembangunan kolam Tirto Marto, salah satu peninggalan sejarah yang terdapat di daerah Pengging. Kolam tersebut pada awalnya difungsikan sebagai tempat bersantai raja dan keluarganya. Warga sekitar pun tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas ini. Namun, seiring berjalannya waktu, Umbul Pengging menjadi sebuah pemandian umum yang bebas dimasuki pengunjung. Kawasan wisata ini memadukan antara wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata alam.
Di spot wisata ini, terdapat tiga umbul alami; Umbul Dudo, Umbul Ngabean, dan Umbul Temanten. Setiap umbul tersebut memiliki legendanya masing-masing.
Umbul Dudo, pada jaman dahulu, merupakan pemandian yang berpagar tembok. Di tempat ini, ada seekor kura-kura jantan berukuran cukup besar. Karena kura-kura jantan tersebut tidak memiliki pasangan, tempat tinggal kura-kura tersebut kini dinamai Umbul Dudo. Dalam bahasa Jawa, Dudo artinya tidak mempunyai istri.
Lain ceritanya dengan Umbul Ngabean, umbul yang satu ini berbentur bulat dan berkedalaman sekitar 150 cm. Kolam ini hanya diperuntukkan bagi kalangan orang dewasa. Kedalaman air di umbul ini sama di setiap sisinya. Di area ini, terdapat gazebo sebagai spot peristirahatan dan rekreasi.
Menurut kisah, kolam ini dipergunakan untuk mandi para keluarga Raja Kasunanan Surakarta pada zaman Paku Buwono X. Agar tempat ini tetap tertib, aman, bersih, dan indah, Raja memerintah seorang abdi dalem berpangkat Ngabehi untuk mengelola umbul ini. Demikianlah, umbul ini disebut sebagai Umbul Ngabean.
Jika Umbul Ngabean berbentuk bulat, Umbul Temanten berbentuk persegi panjang dan memiliki kedalaman kurang lebih 50-170 cm. Umbul ini adalah umbul berfasilitas terlengkap di antara umbul-umbul yang ada di kawasan Pengging. Area Umbul Temanten memiliki pemandian khusus untuk anak-anak, dilengkapi dengan fasilitas pelampung dan beberapa bola. Tersedia pula fasilitas 24 kamar ganti dan sejumlah kamar bilas.
Kawasan Pengging kerab dikunjungi masyarakat yang ingin melakukan ritual Kungkum (berendam di air). Ritual ini dipercaya masyarakat Jawa sebagai sarana membersihkan diri lahir dan batin agar keinginannya dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, ritual ini dilaksanakan setiap malam Jumat Pahing pukul 00.00-03.00 WIB di Umbul Sungsang, Keputren, Kedhaton dan beberapa sumber air alami lainnya.
Asal mula Umbul Temanten berawal dari kunjungan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X. Sang Raja sedang meninjau dua buah sumber air yang terletak berdekatan di area Umbul Temanten itu. Setelah melihat kedua umbul tersebut, Beliau berdoa kepada Tuhan agar kedua umbul tersebut dipersatukan. Setelah selesai berdoa, permintaan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X dikabulkan Tuhan. Kedua umbul yang menyatu tersebut dinamakan Umbul Temanten karena menyimbolkan dua mempelai yang rukun menjadi satu. Masyarakat sekitar memetik piwulang (nasehat) bahwa pasangan suami istri harus menjalin hubungan yang rukun.
Selain pemandian dari mata air alami, terdapat pula situs sejarah Masjid Cipto Mulyo. Tumenggung Padmonegoro, ayah R.Ng. Yosodipuro, yang mendirikan masjid. Tumenggung Padmonegoro diangkat menjadi Bupati Pekalongan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Masjid ini terkenal dengan nama Masjid Karangduwet. Nama Masjid Cipto Mulyo digunakan setelah direnovasi oleh Pakubuwana X.
Kawasan Pengging, Boyolali, merupakan tempat wisata serba ada. Anda dapat bersantai berendam menikmati kemurnian mata air sambil mengenang sejarah beserta legenda-legenda yang menyertainya. Tertarik? Segera hubungi IxoTransport untuk mendapatkan penawaran paket wisata murah Kota Solo.